Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 24 Januari 2012


INSAF AKAN DOSA

Pengantar
Setiap orang membawa dua ransel: satu di dadanya dan satu lagi di punggungnya. Kedua ransel itu penuh dengan dosa dan kesalahan.
Ransel yang di dada berisi dosa dan kesalahan orang lain; ransel yang di punggung penuh dengan dosa dan kesalahan sendiri. Itulah sebabnya manusia buta terhadap dosa dan kesalahan-kesalahannya sendiri tapi tidak pernah tak melihat kesalahan-kesalahan orang lain.                                                   - Fabel Aesop
Apakah gambaran di atas mewakili kita? Bagaimana kita dapat mengatasi kesalahan yang tidak kita sadari namun terus mempengaruhi jiwa kita?

Perenungan
Tidak ada seorangpun yang mengetahui isi hati manusia selain rohnya (1 Kor 2:11) dan Roh Allah (Bhs.Ibr.ruakh; Yun.pneuma) yang menjadikan manusia (Kej 2:7). Roh Allah yang menyelidiki segala sesuatu, tahu persis apa yang dialami dan dibutuhkan oleh manusia. Manusia tidak mungkin menjauhi Roh Allah. Ungkapan pemazmur: “Ke mana aku dapat menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? (Mzm 139:7)” merupakan ekspresi kemahatahuan dan kemahahadiran Roh Tuhan. Langit beserta bumi dengan segala isinya, dunia orang hidup atau dunia orang mati sekalipun, tidak luput dari keberadaan Roh Allah (Mzm 139:8-12). Ia tahu apa yang kita perbuat, karena ia hadir persis bersamaan dengan kejadian dimana waktu itu mungkin orang lain tidak tahu.
Hanya Roh Allah yang tahu persis apa yang kita alami, sehingga Ia mau menyadarkan kita untuk mau berubah menjadi baru. Ia peduli akan kehidupan kita, bersedia menolong dan menyampaikan setiap keluhan yang tak terucapkan dari mulut kita kepada Allah (Rm 8:26). Bila kita disadarkan akan dosa dan pelanggaran yang kita perbuat, hendaklah kita rela bertobat. Pentingnya pertobatan bagi John R. Rice dalam bukunya Bila orang Kristen berdosa, karena kita akan kehilangan sukacita (Mzm 51:10-15), kehilangan pimpinan dan pertolongan Roh Allah (Ef 4:30; 1 Tes 5:19), terus diajar oleh Tuhan dengan berbagai cara (Ibr 12:4-8), kehilangan semangat dan kuasa untuk memenangkan jiwa dan kita akan  membawa cela bagi Kristus dan firman-Nya.
Panggilan Allah yang mulia pada diri kita melibatkan pekerjaan Roh Allah yang menginsafkan kita akan dosa. Tujuan Allah tidak akan tercapai bila dosa yang mengarahkan kita pada sasaran yang salah terus bekerja. Kita harus berpaling pada Allah melalui Roh-Nya demi keselamatan kita dan tujuan Allah yang sejati digenapi dalam hidup kita. Roh Allah yang memberi hidup, yang membimbing dan mengarahkannya dalam pencapaian perkenanan Allah. Ia diibaratkan angin atau nafas yang memiliki kekuatan dan daya kehidupan bagi manusia. Segala segi kehidupan manusia akan mencerminkan kemuliaan Allah bila roh manusia mempunyai hubungan yang benar dengan Roh Allah. Karena kekuatan dan daya hidup berasal dari Roh Allah, maka seyogianya kita rela diingatkan dan mau bergaul karib dengan-Nya.
Bagi pemazmur, kehadiran Roh Kudus berarti kehancuran roh manusia dan penyesalan, hati yang bersih, setia dan bahagia. Dalam Mazmur 139 didapati bahwa kehadiran Roh Allah sama seperti kehadiran Allah. Kehadirannya berimplikasi pada diri dan hidup kita yang transparan di mata-Nya. Bila pemazmur berkata: “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (Mzm 139:23-24), tatkala berhadapan dengan Allah, bagaimana dengan kita?

Penerapan
  • Apa janji Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya dan juga kita pada masa kini sebelum Ia disalibkan (Yoh 16:7)?
  • Apa fungsi dari Penghibur (Bhs.Yun.parakletos) yang dikatakan oleh Tuhan Yesus bagi kita (Yoh 16:8)? Relakah kita dipimpin oleh Roh Kebenaran (ay 13) sekaligus dinyatakan kesalahan dan dosa kita?

Ayat emas:
“Hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah”
(Mazmur 51:19)
 
“Bahaya utama yang akan menantang kita di abad ini adalah agama tanpa Roh Kudus, kekristenan tanpa Kristus, pengampunan tanpa pertobatan, keselamatan tanpa pembaruan hidup, 
politik tanpa Allah dan surga tanpa neraka”

William Booth
Pendiri Bala Keselamatan