Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 01 Maret 2012


JALAN TUHAN

Pengantar
Roland, perwira Karel Agung, mendapat tugas memimpin pasukan belakang ketika dia tiba-tiba diserang oleh Saracens. Pertempuran berlangsung seru melawan musuh-musuh itu. Roland memiliki terompet yang disebut Olivant, yang diambilnya dari raksasa Jatmund, dan suaranya bisa didengar sampai tiga puluh mil. Suaranya sedemikian keras, sehingga konon, burung-burung terjatuh dan mati bila suara terompet itu terdengar.
Oliver, sahabatnya, meminta Roland agar meniup terompet itu sehingga Karel Agung bisa mendengarnya dan kembali membantunya. Tapi Roland terlalu sombong untuk meminta bantuan. Satu demi satu serdadunya tewas sampai akhirnya hanya dia sendiri yang tersisa. Kemudian, akhirnya dengan nafas yang hampir habis, dia meniup terompet itu, dan Karel Agung datang ke belakang dengan cepatnya…tetapi terlambat. Roland sudah tewas…karena ia terlalu sombong untuk meminta bantuan.
·         William Barclay
Biasanya apa yang memberatkan kita untuk mengungkapkan pergumulan kita pada orang lain? Menurut saudara, apakah fungsi orang lain yang ada disekitar kita? Mengapa demikian?

Perenungan
Berjalan adalah aktivitas badani yang lazim dilakukan oleh orang-orang normal dalam jarak tempuh tertentu. Alkitab mencatat kebiasaan orang pada zaman itu berjalan sehari 7-8 jam dapat menempuh 30-40 km bergantung medan dan situasi. Bagi orang yang tidak sanggup berjalan atau lumpuh, persoalan datang menghinggapinya. Ia dapat merasa kehidupan seolah-olah bergantung dan berharap pada orang lain. Kegiatan menjadi terbatas, kemauan ada namun tidak leluasa dan tidak berdaya melawan kelemahan dan kekurangan yang ada. Jawaban orang lumpuh yang berbaring tiga puluh delapan tahun di pinggir kolam Betesda mencerminkan keberadaannya yang tanpa harapan (Yoh 5:7). Berjalan itu penting, namun siapa yang dapat menolong dia berjalan?
Yesus sanggup memulihkan keadaan lahiriah orang yang tidak dapat berjalan, namun kesembuhan yang Ia lakukan menyentuh juga aspek batin dan rohani (Yoh 5:14). Orang yang lumpuh secara fisik perlu disembuhkan batin dan rohaninya. Ia sebelumnya telah berjalan dalam maksud dan tujuan yang keliru. Karena maksud dan tujuan manusia terungkap pada jalan yang ditempuhnya, maka Yesus berkata: “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Berjalan dalam dosa (seperti orang yang lumpuh) akan berakhir pada maut, berjalan dalam Kristus (seperti orang yang disembuhkan dari lumpuh) bermuara pada kebenaran dan hidup. Dosa melumpuhkan manusia, namun Kristus sanggup membangkitkannya untuk berjalan dalam maksud dan tujuan Allah. Seluruh tingkah laku orang yang telah disembuhkan oleh Yesus harus hidup sesuai dengan firman Allah. Lalu apa yang firman Allah katakan saat kita berjalan dalam kehendak-Nya?
 Allah mau memakai orang lain untuk memimpin kita hidup dalam kebenaran. “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya” (Yes 40:3). Nubuatan dari nabi Yesaya ini secara sengaja dikutip oleh penulis keempat Injil (Mat 3:3; Mrk 1:3; Luk 3:4; Yoh 1:23) yang mengarah pada Yohanes Pembaptis sebagai utusan Allah sebelum kedatangan Mesias. Ia adalah orang yang mempersiapkan jalan (Bhs.Ibr.derek; Yun.hodos) sedangkan Yesus sendiri adalah jalan yang menghubungkan manusia dengan Allah. Allah memakai Yohanes untuk mempersiapkan umat-Nya menerima keselamatan yang sejati di dalam Yesus. Yohanes Pembaptis sama seperti orang-orang pilihan Allah yang diutus pada kita untuk menolong, membimbing, mengingatkan dan mengarahkan kita untuk hidup dalam jalan Tuhan.
Tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan orang lain. Allah memakai orang lain untuk memimpin kita. Manusia selalu diberi tanggung jawab untuk menjadi terang bagi orang lain. Sama seperti orang tua bertanggung-jawab memimpin anak-anaknya di dalam kebenaran, demikian juga Allah menjadi manusia di dalam Yesus untuk memimpin murid-murid-Nya. Ia memberi kemampuan pada orang lain untuk memperlengkapi kita. Orang-orang yang telah berjalan bersama dengan Tuhan dapat memimpin kita pada jalan-jalan-Nya. Kita harus terbuka dan rela dipimpin oleh orang lain demi maksud dan tujuan ilahi. Berjalan dengan kehendak sendiri, tanpa Tuhan dan orang lain yang dipakai oleh-Nya, adalah sebuah petualangan yang membahayakan diri.  Ego kita harus ditaklukkan pada Allah dengan komitmen patuh pada-Nya dan bersedia berjalan dalam nasihat orang benar.

Penerapan
  • Apa kata Alkitab tentang jalan orang fasik (Mzm 1:4-6)? Bagaimana dengan jalan orang benar (ay 1-3)?
  • Bila jalan orang benar tidak mengindahkan nasihat orang fasik dan tidak mengarah pada kumpulan mereka (ay 1), darimanakah nasihat, dorongan dan kekuatan diterima oleh orang percaya (Ibr 10:24-25)? Maukah kita menerima bimbingan dari saudara seiman?
 Ayat emas:

“Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan”
Amsal 19:20 


“Jangan terperangkap dalam ego sendiri, karena nanti akan menjadi penjara”

-Barbara Ward