JALAN TUHAN
Pengantar
Roland, perwira Karel Agung, mendapat tugas memimpin pasukan belakang
ketika dia tiba-tiba diserang oleh Saracens. Pertempuran berlangsung seru
melawan musuh-musuh itu. Roland memiliki terompet yang disebut Olivant, yang diambilnya
dari raksasa Jatmund, dan suaranya bisa didengar sampai tiga puluh mil.
Suaranya sedemikian keras, sehingga konon, burung-burung terjatuh dan mati bila
suara terompet itu terdengar.
Oliver, sahabatnya, meminta Roland agar meniup
terompet itu sehingga Karel Agung bisa mendengarnya dan kembali membantunya.
Tapi Roland terlalu sombong untuk meminta bantuan. Satu demi satu serdadunya
tewas sampai akhirnya hanya dia sendiri yang tersisa. Kemudian, akhirnya dengan
nafas yang hampir habis, dia meniup terompet itu, dan Karel Agung datang ke
belakang dengan cepatnya…tetapi terlambat. Roland sudah
tewas…karena ia terlalu sombong untuk meminta bantuan.
·
William Barclay
Biasanya apa yang memberatkan kita untuk
mengungkapkan pergumulan kita pada orang lain? Menurut saudara, apakah fungsi
orang lain yang ada disekitar kita? Mengapa demikian?
Perenungan
Berjalan adalah aktivitas
badani yang lazim dilakukan oleh orang-orang normal dalam jarak tempuh
tertentu. Alkitab mencatat kebiasaan orang pada zaman itu berjalan sehari 7-8
jam dapat menempuh 30-40 km bergantung medan dan situasi. Bagi orang yang tidak
sanggup berjalan atau lumpuh, persoalan datang menghinggapinya. Ia dapat merasa
kehidupan seolah-olah bergantung dan berharap pada orang lain. Kegiatan menjadi
terbatas, kemauan ada namun tidak leluasa dan tidak berdaya melawan kelemahan
dan kekurangan yang ada. Jawaban orang lumpuh yang berbaring tiga puluh delapan
tahun di pinggir kolam Betesda mencerminkan keberadaannya yang tanpa harapan
(Yoh 5:7). Berjalan itu penting, namun siapa yang dapat menolong dia berjalan?
Yesus sanggup
memulihkan keadaan lahiriah orang yang tidak dapat berjalan, namun kesembuhan
yang Ia lakukan menyentuh juga aspek batin dan rohani (Yoh 5:14). Orang yang
lumpuh secara fisik perlu disembuhkan batin dan rohaninya. Ia sebelumnya telah
berjalan dalam maksud dan tujuan yang keliru. Karena maksud dan tujuan manusia
terungkap pada jalan yang ditempuhnya, maka Yesus berkata: “Engkau telah
sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih
buruk.” Berjalan dalam dosa (seperti
orang yang lumpuh) akan berakhir pada maut, berjalan dalam Kristus (seperti orang yang disembuhkan dari lumpuh)
bermuara pada kebenaran dan hidup. Dosa melumpuhkan manusia, namun Kristus
sanggup membangkitkannya untuk berjalan dalam maksud dan tujuan Allah. Seluruh
tingkah laku orang yang telah disembuhkan oleh Yesus harus hidup sesuai dengan firman
Allah. Lalu apa yang firman Allah katakan saat kita berjalan dalam
kehendak-Nya?
Allah mau memakai orang lain untuk memimpin
kita hidup dalam kebenaran. “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun:
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya” (Yes 40:3). Nubuatan
dari nabi Yesaya ini secara sengaja dikutip oleh penulis keempat Injil (Mat
3:3; Mrk 1:3; Luk 3:4; Yoh 1:23) yang mengarah pada Yohanes Pembaptis sebagai
utusan Allah sebelum kedatangan Mesias. Ia adalah orang yang mempersiapkan
jalan (Bhs.Ibr.derek; Yun.hodos) sedangkan Yesus sendiri adalah
jalan yang menghubungkan manusia dengan Allah. Allah memakai Yohanes untuk
mempersiapkan umat-Nya menerima keselamatan yang sejati di dalam Yesus. Yohanes
Pembaptis sama seperti orang-orang pilihan Allah yang diutus pada kita untuk
menolong, membimbing, mengingatkan dan mengarahkan kita untuk hidup dalam jalan
Tuhan.
Tidak ada seorang
pun yang tidak membutuhkan orang lain. Allah memakai orang lain untuk memimpin
kita. Manusia selalu diberi tanggung jawab untuk menjadi terang bagi orang
lain. Sama seperti orang tua bertanggung-jawab memimpin anak-anaknya di dalam
kebenaran, demikian juga Allah menjadi manusia di dalam Yesus untuk memimpin
murid-murid-Nya. Ia memberi kemampuan pada orang lain untuk memperlengkapi
kita. Orang-orang yang telah berjalan bersama dengan Tuhan dapat memimpin kita
pada jalan-jalan-Nya. Kita harus terbuka dan rela dipimpin oleh orang lain demi
maksud dan tujuan ilahi. Berjalan dengan kehendak sendiri, tanpa Tuhan dan
orang lain yang dipakai oleh-Nya, adalah sebuah petualangan yang membahayakan
diri. Ego kita harus ditaklukkan pada
Allah dengan komitmen patuh pada-Nya dan bersedia berjalan dalam nasihat orang
benar.
Penerapan
- Apa kata Alkitab tentang jalan orang fasik (Mzm 1:4-6)? Bagaimana dengan jalan orang benar (ay 1-3)?
- Bila jalan orang benar tidak mengindahkan nasihat orang fasik dan tidak mengarah pada kumpulan mereka (ay 1), darimanakah nasihat, dorongan dan kekuatan diterima oleh orang percaya (Ibr 10:24-25)? Maukah kita menerima bimbingan dari saudara seiman?
“Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan,
supaya engkau menjadi bijak di masa depan”
Amsal
19:20
“Jangan terperangkap
dalam ego sendiri, karena nanti akan menjadi penjara”
-Barbara Ward