Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 23 Maret 2011

Bahan Pemuridan

ANAK TUKANG KAYU

Pengantar

            Bagaimana jika anda bisa menjadi sesuatu yang lain atau orang lain? Anda memilih menjadi siapa?  Apakah anda mau menjadi usahawan?  Bintang film?  Mentri?  Olahragawan terkenal?
            Seorang wartawan bertanya kepada George Bernard Shaw tak lama sebelum dia meninggal. Tanyanya, “Bapak Shaw, anda sudah mengunjungi beberapa orang terkenal di dunia ini. Anda telah mengenal kaum bangsawan, para pengarang yang terkenal, artis dan guru. Seandainya anda bisa mengulangi lagi hidup anda dan menjadi seseorang lain yang sudah anda kenal, atau seseorang yang tercatat dalam sejarah, anda hendak memilih menjadi siapa?”  Jawab Shaw, “Saya akan memilih menjadi George Bernard Shaw yang seharusnya.”                                                                                    - Majalah Quote

Perenungan

            Tidak ada perubahan data atau catatan sejarah dalam riwayat hidup Yesus. Ia anak laki-laki sulung dari Maria, tunangan Yusuf yang berasal dari keturunan Daud (Luk    2:4-7). Pekerjaan hari-hari sebagai tukang kayu (Bhs.Ibr. Harash atau Yun.tekton) merupakan matapencarian orang tua-Nya (Mat 11:55). Anak tukang kayu adalah sapaan yang lazim melekat pada diri Yesus. Entah itu panggilan bernada positif maupun seperti ejekan yang diterima-Nya saat melayani di kota Ia dibesarkan, Nazaret (Mrk 6:3). Perjalanan sejarah kehidupan Yesus tidak ditutupi-Nya. Tatkala seorang ahli Taurat berkata kepada-Nya: “Guru, aku akan mengikut Engkau, kemana saja Engkau pergi.” Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia (anak tukang kayu dengan segenap keberadaan-Nya) tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Mat 8:20).
            Kita dapat menutupi diri dengan kesalehan semu, perbuatan baik, berlindung di bawah pengaruh dan kuasa orang tua. Merasa diri berarti di balik timbunan kekayaan, kedudukan atau jabatan, ketampanan dan kecantikan fisik, tampilan-tampilan lahiriah lainnya, semuanya itu bukanlah diri kita yang sesungguhnya. “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang” (Why 3:17).  Dihadapan Allah bisa jadi kita berbeda dari kenyataan, seperti jemaat di Laodikia. Orang lain mungkin tidak mengenal masa silam kita apalagi masa yang akan datang, namun tidak demikian di mata Tuhan. Kita tidak diminta untuk mengingkari, menganggap tidak ada, menggantinya dengan sekemampuan dan sekehendak hati atas realita hidup. Kenyataan yang sudah dijalani memberikan gambaran bahwa saudara dan saya tidak lebih dan tidak kurang adalah orang-orang berdosa.
“Semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan” (Rom 3:23). Tidak ada semarak, keindahan dan kemegahan pada diri kita. Kesalehanku seperti kain cemar, itulah yang didapati pada kita. Firman-Nya benar dan kita lah yang kedapatan berdosa. “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita” (1 Yoh 1:8).
Apa yang hendak kita perbuat bila realitas kebenaran-Nya berkata: “Sebab upah dosa ialah maut”(Rom 6:23)?  Inilah yang hendak kulakukan, dosaku kukatakan pada-Nya dan Ia akan berkata: “Marilah, baiklah kita berperkara! –firman Tuhan- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yes 1:18).
Panggilan Allah tidak menghilangkan, menjadi kabur apalagi menutupi keberadaan diri kita. Allah tahu seluruh perjalanan hidup kita, karena itu latarbelakang bukan sebuah rahasia bagi-Nya. Masa depan sungguh ada bagi mereka yang mengakui masa lalu dan hidup untuk masa kini yang tidak dihantui masa lalu.

Penerapan

  • Apakah Allah mengetahui pikiran, perasaan, perkataan atau perbuatan kita sekalipun orang lain tidak tahu (Mzm 139:1-4)?
  • Bagaimana sikap pemazmur dihadapan Allah yang maha tahu (Mzm 139:23-24)? Apakah kita bersikap yang sama saat berhadapan dengan Allah yang maha tahu?

Ayat emas
Marilah kita dengan dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia
(Ibr 4:16)

“Terima kasih, Tuhan Yesus, karena engkau telah memilih untuk tinggal di dalam hatiku, dan Engkau datang untuk hidup di dalam aku selama tahun-tahun yang lalu.”

  • Doa Luis Palau setiap pagi

Tidak ada komentar: